Dua sejoli bercanda ria, satu sang bidadari, satu orang sang nestapa. Berlari berkejaran, tertawa tralala, indah duniawi bagai surga di dunia. Bergulung2 dua sejoli saling merengkuh tertawa, menggelinding jatuh menuju onak berduri di waktu senja.
Maaf terucap, ketika pisau yang dipegang bidadari menghujam dada nestapa. Sang nestapa tersenyum hangat, sehangat darah yang mengalir dan terus merengkuhnya.
Sang bidadari gesrek, dan sang nestapa sengklek. Kesekian kalinya pisau menghujam dada nestapa, Bidadari tau itu sakit, tapi entah kenapa kembali melakukannya, dan kembali meminta maaf. Sang nestapa hanya tertawa hahaha, dengan darah kembali hangat mengalir, menghangatkan dunia yang dingin penuh keluh kesah, gelap dan kesendirian yang nestapa.
"Maaf".. Sang bidadari kembali berucap dan wajah penyesalan tiada taranya, pisaunya yang dia genggam semakin dalam menusuk dada sang nestapa.
Sang nestapa dengan senyum hangat tersungging meraih dan merengkuh sang dewi dalam pelukannya. "Hanya ini yang kubisa", katanya. "Aku tak mungkin bersaing dengan sang Dewa", tambahnya. "Ketika dia hanya cukup diam bisa mencegah sang dewi terluka, aku dengan segala upaya dan darahku, mungkin tak lah cukup menyelamatkannya", katanya.
Maaf terucap, ketika pisau yang dipegang bidadari menghujam dada nestapa. Sang nestapa tersenyum hangat, sehangat darah yang mengalir dan terus merengkuhnya.
Sang bidadari gesrek, dan sang nestapa sengklek. Kesekian kalinya pisau menghujam dada nestapa, Bidadari tau itu sakit, tapi entah kenapa kembali melakukannya, dan kembali meminta maaf. Sang nestapa hanya tertawa hahaha, dengan darah kembali hangat mengalir, menghangatkan dunia yang dingin penuh keluh kesah, gelap dan kesendirian yang nestapa.
"Maaf".. Sang bidadari kembali berucap dan wajah penyesalan tiada taranya, pisaunya yang dia genggam semakin dalam menusuk dada sang nestapa.
Sang nestapa dengan senyum hangat tersungging meraih dan merengkuh sang dewi dalam pelukannya. "Hanya ini yang kubisa", katanya. "Aku tak mungkin bersaing dengan sang Dewa", tambahnya. "Ketika dia hanya cukup diam bisa mencegah sang dewi terluka, aku dengan segala upaya dan darahku, mungkin tak lah cukup menyelamatkannya", katanya.
Comments
Post a Comment