Ketika hati ini terdiam, tiba-tiba semakin sulit untuk bersuara kembali. Dan ketika akan memulai berbicara, bermacam hantu kembali mendatangi dalam bentuk cemas, gundah, gelisah... Apakah ketika aku melihat beberapa pintu mulai tertutup, atau ketika aku menunggu dalam penantian.
Gundah gelisah dan rasa takut... Takut melukai kembali, takut melangkah, takut mengecewakan. Dan akhirnya kembali sepi sendiri. Hmm... mungkin yah aku harus persiapkan diri untuk yang terburuk sehingga aku tak lagi merasa takut akan hantu-hantu itu bukan?
Kembali kupakai kunci terakhir yang kutemukan, pasrah. Aku tahu keadaanku dan bisa memahami keterbatasanku. Bila pun pintu-pintu itu tidak pernah terbuka lagi, bilapun yang kunanti tiba dan aku tak bisa memberikan yang diharapkan, setidaknya aku telah berusaha menjadi diriku apa adanya. Dengan keterbatasanku. Inilah aku.
Dan aku yakin, hantu-hantu itu akan selalu ada, setia menemani, baik ketika aku tersadar, maupun aku sedang tertidur. Apakah seperti ini kehidupan normal yang harus kujalani? Entahlah, lagi-lagi aku hanya bisa tersenyum dan pasrah.
Setidaknya kuharap kehadiranku sedikit banyak berguna untuk orang-orang yang membutuhkan. Dan pertarungan itu terus menerus terjadi, antara kepasrahan dan hantu-hantu yang selalu ada menemani.
Dan akhirnya aku tersenyum, dan bersukur kepada mereka semua yang peduli padaku. Baik dengan cara menutup pintu-pintunya dan menjaga jarak padaku, maupun yang berusaha untuk terus peduli dan mencintaiku.
Gundah gelisah dan rasa takut... Takut melukai kembali, takut melangkah, takut mengecewakan. Dan akhirnya kembali sepi sendiri. Hmm... mungkin yah aku harus persiapkan diri untuk yang terburuk sehingga aku tak lagi merasa takut akan hantu-hantu itu bukan?
Kembali kupakai kunci terakhir yang kutemukan, pasrah. Aku tahu keadaanku dan bisa memahami keterbatasanku. Bila pun pintu-pintu itu tidak pernah terbuka lagi, bilapun yang kunanti tiba dan aku tak bisa memberikan yang diharapkan, setidaknya aku telah berusaha menjadi diriku apa adanya. Dengan keterbatasanku. Inilah aku.
Dan aku yakin, hantu-hantu itu akan selalu ada, setia menemani, baik ketika aku tersadar, maupun aku sedang tertidur. Apakah seperti ini kehidupan normal yang harus kujalani? Entahlah, lagi-lagi aku hanya bisa tersenyum dan pasrah.
Setidaknya kuharap kehadiranku sedikit banyak berguna untuk orang-orang yang membutuhkan. Dan pertarungan itu terus menerus terjadi, antara kepasrahan dan hantu-hantu yang selalu ada menemani.
Dan akhirnya aku tersenyum, dan bersukur kepada mereka semua yang peduli padaku. Baik dengan cara menutup pintu-pintunya dan menjaga jarak padaku, maupun yang berusaha untuk terus peduli dan mencintaiku.
Comments
Post a Comment